Laman

Minggu, 18 Juni 2017

Belajar Ikhlas

Ketika sebuah keraguan menjadi nyata. Meski telah dipupuk dengan keyakinan, hingga akhirnya diruntuhkan. Sakit? Pasti iya.

Jatuh, meski disandingkan dengan kata cinta sekalipun akan tetap sakit. Meski tak sengaja, meski hanya sementara.
Sakit karena tak ada yang membangunkan dari lubang yang membuat kita jatuh.
Kalau kamu ndak bisa bangunin, aku bisa bangun sendiri kok meski sakit.

Dan saat kita mencintai perkara duniawi melebihi batas wajar, Allah bisa kapan saja mengambil secara paksa. Untuk mengingatkan, ada Allah yang tak pantas diduakan dengan yang lain. Tapi saat kita kehilangan sesuatu, Allah akan → menggantinya dengan yang lebih baik, atau kalau emang itu milik kita akan dikembalikan dengan wujud yang lebih baik dari sebelumnya. Ngapain berlarut-larut dalam kesedihan? Allah punya skenario yang lebih indah kok.

Kata orang, jodoh itu seperti merpati. Meski terbang sejauh apapun, pasti akan kembali jika ditakdirkan bersama.

Dan biasanya setiap Allah mengambil dari kita akan diganti dengan yang lebih baik lagi, bukan dikembalikan. Jadi intinya, mungkin kita ndak jodoh? Tapi entah, Wallahu a'lam.

Setiap orang, meski yang paling menyakiti sekalipun, adalah guru kehidupan yang Allah kirim, agar kita belajar menjadi bijaksana dan lebih dewasa. Bukan untuk terpuruk meratapi masalah, melainkan untuk bangkit, menjadi jiwa berkepribadian baru..

... ajari aku untuk ikhlas, ya Rabb.. melepas apa yang bukan milikku, merelakan ia pergi mengejar apa yang ia mau. Kuserahkan jalan cintaku padaMU.
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك وعلى طا عتك.

1 komentar:

  1. Aminnn. Nice puisi sekaligus memotivasi kak :)

    willynana.blogspot.com

    BalasHapus