Laman

Senin, 19 Juni 2017

Patah Hati Terhebat

Kita tak akan pernah tau kapan akan jatuh cinta, dimana, sama siapa. Saat kita tak menginginkan jatuh, justru Allah membuat kita jatuh. Hingga tersisa dua pilihan, antara bertahan dan pergi.

Jujur, aku baru aja ngalamin patah hati terhebat. Lebay? Ng.. Nggak kok. Terhebat karena belum pernah mengalami seperti ini dulu. Heheh

Kalau orang pacaran, putus, terus sindir-sindiran di sosmed, saat bosen selesai sudah. Nah, kalau yang bukan pacaran kan nggak semudah itu ya..

Ceritanya, ndak sengaja ketemu teman lama yang sudah 9 tahun ndak pernah ketemu. Dan, secara kebetulan dia itu hampir memenuhi semua kriteria calon imam idaman. Siapa coba yang ndak langsung jatuh hati sama orang kaya gini? 😂

Terus lanjut tukeran no WA sama pin. Eh, disaat aku ngerasa ndak aman sama perasaan sendiri. Saat mau mundur tiba-tiba dia ngajak serius. Aku sebagai orang yang mulai dewasa mah oke kalau dia serius. Jalanin dulu, yang penting nggak pacaran kan. Meski lama-lama terasa kaya orang pacaran sih..

Hingga akhirnya 5 bulan kemudian, aku merasa dia berubah. Dan ya dia bilang mau mundur di saat 5 hari setelah aku ultah. OMG, ini kado ultah terhebat sepanjang masa. Disaat aku udah terlanjur sayang pula! Dan parahnya lagi, meski udah nangis sampe capek, masih ada rasa yang tertinggal. Awalnya benci iya, lama-lama rasa bencinya ilang, tapi rasa sayangnya ndak ikut ilang 😭😭 entah patah hati apa ini namanya.

Sempat mau ngomong sama dia, kalau ndak serius mending mundur. Eh belum sempat ngomong dia malah udah mundur. Akunya yang kaget, belum siap menerima kenyataan. Gimana engga, setiap aku meragukan keseriusannya dia meyakinkan untuk bertahan, terus sering mimpi yang baik-baik tentang dia. Dan setelah bertahan sekian bulan, akhirnya malah gini. Sia-sia kan? Seolah disini aku yang paling berharap.

Dan dia juga belum sempat perjuangin cintanya.. Alesannya pengen mundur; pertama → katanya kita ndak cocok, gimana mau cocok kalau dianya ndak open minded sama ndak bisa ngubah prinsip. #huh. Kedua → dia ngerasa buruk, dan aku terlalu baik, ndak rela buat ngelepas aku. Tapi akhirnya mundur, padahal aku mah masih belum baik sepenuhnya 😭. Ketiga → dia bebasin aku untuk nikah sama orang yang datang lebih dulu dari dia, kasian aku kalo nunggu dia kelamaan katanya. menurutnya cinta itu ndak butuh perjuangan, jodoh ya jodoh aja. Aneh kan?

Intinya aku ndak paham sama pola pikir cowok yang kayak gini. Aku sih khusnuddzhon aja, mungkin dia mau ngejar cita-citanya dulu. Dan kalau misalnya dia mundur demi orang lain, boleh didoain biar dia nyesel ndak? Mumpung bulan puasa. Kan dulu ngomongnya nyesel kalau nggak sama aku. Duhduhduh, bulan puasa ndak boleh jahat yah.. Ampyun !!

Dan bodohnya aku, saat dia mundur aku malah bilang mungkin kita butuh istikharah. Ya, kalau di pikir-pikir sih itu karena aku belum ikhlas melepas dia aja deh. Bodohnya dia juga mau diajak istikharah, dan ngumpulin jawabannya nanti kalau lebaran. Padahal kan, tiap Allah ngambil dari kita pasti diganti dengan yang lebih baik, jarang sekali dikembalikan. Kenapa harus irtikharah ya? Duh dek ~~

Sebenarnya ini bukan sepenuhnya salah dia sih. Dari awal akunya ndak pengen pacaran, atau jatuh cinta. Saat jatuh cinta bukannya menghindar malah bertahan. Akhirnya sakit juga kan ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar