Laman

Jumat, 19 Mei 2017

Mengikat Unta

Kata Nabi, penghafal Al-Qur'an itu ibarat pengembala unta, kalau tidak diikat untanya akan lari. Kenapa unta? Karena unta adalah hewan yang mudah lepas. Dan saat ia terlepas menangkapnya pun susah.

Hafalan Al-Qur'an jika terlepas dari dada akan lebih susah untuk menghafalnya kembali. Seperti kata sebagian orang, menghafal ayat baru lebih mudah daripada menghafal ayat yang sudah pernah dihafal. Pun jika masih dalam proses menghafal (belum khatam) belum bisa diibaratkan mengikat unta tadi.

Mengikat hafalan dimulai saat khatam, karena masih fokus menambah hafalan baru. Yang terpenting adalah fokus menambah hafalan biar cepat khatam, memperbaiki hafalan meski sedikit-sedikit, serta muroja'ah. Dalam murojaah juga harus Istiqomah, minimal 2 juz sehari. Dengan membaca tartil, biar apa yang dibaca lisan bisa dicerna semua panca indera.

Kelak, Al-Qur'an bisa menjadi rahmat, juga laknat, dikarenakan sebuah "niat". Para penghafal Al-Qur'an kelak akan ditanya, untuk apa dia menghafal. ~> bisa menjadi rahmat untuk diri sendiri / keluarga, jika niatnya karena Allah, untuk mencari ridha Allah. ~> dan jika bukan karena Allah disediakan bagi mereka neraka beserta azab didalamnya.

Setiap amal ada pertanggungjawabannya. Luruskan kembali niat menghafal, LILLAH, karena diri sendiri, bukan karena paksaan orang lain. Sering-sering murojaah. Baca pada malam hari, jangan kebanyakan tidur, serta amalkan pada siang hari. Sungguh-sungguh dalam menghafal. Menghafal untuk dijaga dan diamalkan hukumnya, jangan diabaikan atau dilupakan. Jangan katakan "aku lupa ayat ini", tapi katakan "aku terlupa dari ayat ini". Dan yang terakhir, jangan lupa untuk ikhlas. Karena ibadah yang tak ikhlas, tak ada artinya dihadapan Allah kan?

Rumah, Ditulis setelah mendapat pencerahan dari Ibu Nyai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar