Penyakit.
Kadang, ada teman kita yang punya penyakit, parah. Bukan penyakit badan, tapi
penyakit iri dalam hati. Pernah ada teman yang bilang, sifat seorang itu susah
diubah. Ibarat air hujan yang sudah meenetes diatas batu. Bisa berubah, pada
akhirnya kalau dia lelah bisa kapan saja kembali ke sifat awal. Miris.
Setiap
perbuatan buruk nggak harus dibalas dengan perbuatan buruk juga kok. Karena
alam merekam setiap kebaiikan dan keburukan. Jadi, biarkan aja makhluk-makhluk
dalam alam ini yng membalas setiap kebaikan dan keburukan, dengan izin Allah
tentunya. Pun tak perlu terlalu memikirkan, atau terlalu membenci orang yang
membenci kita. Well, buat apa repot-repot memikirkan orang yang tak pernah
memikirkan kita? Hanya membuang waktu aja kan?
Anggap semua
masalah yang bikin nyesek, terutama yang nggak perlu dibesar-besarkan sebagai
angin lalu. Angin bisa datang kapan aja, kemana aja, secara tiba-tiba. Bisa
masuk sampai ke tempat terkecil. Seperti hati yang sering nyesek oleh masalah
sepele. Eh..
Sebenarnya
kita bisa aja menjadikan masalah menjadi teman, atau bahkan sahabat. Yang
selalu datang pada kita, kapan saja dia mau. Karena seekuat apapun kita menghindar,
masalah tetap datang. Biarkan aja ia selalu ada di sekeliling kita.
Bahagia dan
sedih di dunia sepaket kan. Ada waktunya masing-masing. Bukan bahagia terus
menerus, atau sebaliknya. Dan, yang perlu diperjuangkan adalah kebahagiaan di
akirat nanti. Karena di sini sifatnya sementara. Kalau kita mengejar akhirat
akan dapat keduanya dong. Lah, kalau ngejar dunia aja, akhiratnya nggak dapet
apa-apa. Sayang kan..
Balik lagi ke
teman yang berpnyakit tadi.. yang belum sepenuhnya tau mana yang baik dan buruk
bagi seorang yang sudah mulai menginjak dewasa. Saatnya menganggapnya sebagai
angin lalu. Atau malah debu yang berterbangan? #eh. Teman kita nggak Cuma satu
kan? Hehe. Ng.. saat hati mulai nyesek bangeeett, bisa break dulu lah.
Diam dulu. Stop berinteraksi dulu dengan orang yang membuat kita nyesek.
Life must
go on. Masalah adalah ujian. Ujian Allah nggak melebihi batas kemampuan
kok. Tetap konsen pada titik fokus aja.. terus melangkah maju. Dengan berusaha
menghirauan masalah di kanan dan diri yang membuat kita berhenti di tempat.
Semangat.. karena ada sebuah titik fokus yang perlu di perjuangkan. Hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar