Takdir itu bisa
ditolak dengan dengan do’a. Jadi, untuk mendapatkan jodoh idaman hal pertama
yang perlu dilakukan adalah; berdo’a. Berdo’a untuk dipertemukan dengan yang
sesuai harapan kita.
Lalu, diimbangi dengan memantaskan diri karena Allah. Bukan karena
jodoh. Kita dekati Allah dulu, muraqabah, mujahadah. Dimulai dari
mendisiplinkan yang wajib ―shalat tepat waktu. Dilanjut dengan yang sunnah-sunnah. Shalat
tahajjud, dhuha, rawatib, dll. Lalu disusul dengan puasa sunnah, ditambah wirid
harian, do’a yang sungguh-sungguh, serta rajin tilawah ―muraja’ah.
Jangankan jodoh idaman, meminta apapun pasti akan Allah
ijabah kalo kita dekat dengan Allah, menjadi hamba yang bertaqwa, dikenal
penduduk langit, sering dido’akan malaikat. Jadi setiap waktu kita harus selalu
bertaqwa, bertaubat dari segala maksiat, beristighfar tiap waktu. Karena Allah
akan memberi jalan keluar dan kemudahan bagi perkara orang yang bertaqwa, lalu
memberi rizqi dari arah yanng tak terduga.
Jodoh itu cerminan diri kita. Bisa jadi, kita dalam versi
lawan jenis. Kita tak harus menjadi apa yang kita inginkan sebagai jodoh. Sekufu,
iya.. tapi bukan itu. Tiap orang punya kebutuhan pasangan hidup yang
berbeda-beda. Sesuai keutuhan saja, nggak usah muluk-muluk. Sadar diri, kita
ini siapa. Kita mengharap orang super baik, apa orang itu layak untuk kita yang
biasa saja?
Berdoa terbaik dari yang terbaik. Yang penting tidak
mendikte Allah soal jodoh; meminta dijodohkan dengan siapa. Karena yang kita
anggap baik, belum tentu baik menurut Allah. Jadi intinya, cukup dengan meminta
yang terbaik, tersesuai dengan kebutuhan.. yang penting akhlaq, agama, iman,
ilmunya baik, kan? Husnuddzan sama Allah, yuk! J
Ditulis setelah baca buku dg judul yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar