Laman

Selasa, 26 Desember 2017

I dunno why

Selamat Pagi, Tuan.
Aku tahu kau tak suka membaca.
Dan kaupun tahu, sebenarnya aku bosan menuliskanmu. Tak apalah, sesekali diposting, biar tak menjadi sebuah buku tentangmu. Eeh

Hm.. melupakanmu ibarat mengingat orang yang tak pernah kukenal, Tuan. Es-u-el-i-te. Pada akhirnya aku menyerah. Kalah. Memaafkanmu, memaafkan keadaan, memaafkan diri sendiri.

I dunno why!?
Tiba-tiba pilihanku tinggal satu; sabar! Sabaaaar menantimu yang masih terjebak aral, entah sudah sampai mana sekarang.

Aku hanya percaya pada Tuhan bukan Tuan. Jangan tanya kenapa kau pasti tau alasannya. Daaan, satu kesulitan tak mungkin mengalahkan dua kemudahan.

Terkadang ekspetasi tak sesuai realita. Mungkin hanya kita yang belum tahu hikmah dibaliknya. Selama kita percaya pada Allah, tugas kita "Melangitkan mimpi dan ekspetasi, Membumikan kepala.." Wastai'inu bis-sobri was-solaah!

Takdir masih terus berjalan. Tapi jangan lupa kalau doa bisa merubah segalanya. Anyway, doaku selalu menyertaimu, Tuan.. doa dari segala doa. Semoga-semoga yang semoga terijabah segera. AsAllahu yarhamukum wa yubarik fikum wa yusahhila umurokum. Amin.

Salam,
dari Nona yang anomali

Rabu, 15 November 2017

Siluet Magenta

Magenta. Sebuah ekspresi warna akan cinta. Kadang datang dengan tiba-tiba, lalu pergi seenaknya, hingga datang lagi terus-menerus. Menyakiti secara tak sengaja.

Pernah suatu ketika, setelah sekian lama dipertemukan secara tak sengaja. Bahkan tanpa bersua, jantungku masih berdetak secara anomali. Seperti pertemuan pertama tak sengaja kita. Kabar buruk atau kabar baik?

Dan hadirmu hanya akan mengorek luka lama, hai kau.. si pangeran pualam. Meski pancaran magenta dimatamu terlihat jelas, jika masih belum pasti. Hadirmu adalah siluet, pangeran. Tak akan benar-benar menjadi nyata.

Meski siluet rindu sering datang, siluet itu harus tetap menjadi siluet bukan? Untuk apa merawat hal yang masih fatamorgana.

Dan hadirmu harus menjadi siluet, yang tak akan bisa mengejarku sekalipun. Kau siluet, aku nyata. Ada banyak hal nyata yang harus ku kembangkan, dari pada siluet magenta yang terasa masih abu-abu, semu.

Senin, 13 November 2017

Memaafkan diri Sendiri

Adalah waktu yang kan menuntun perasaanmu ke arah yang seharusnya, menuju jalan terbaik menurutNya, jika kau mau tentu saja!

Diambang kebimbangan kau tau tentang perasaanmu yang berubah-ubah, tentang harapan yang belum tentu baik menurutNya. Lalu entah kenapa masih suka menyalahkan diri sendiri dalam hal tak sengaja jatuh terlalu dalam di masa kemarin.

Nona.. kau harus berkembang. Dimulai dari memaafkan diri sendiri, mencintai diri sendiri -bukan untuk egois.

Terkadang sesuatu terjadi karena sebab. Tapi adakalanya sesuatu terjadi tanpa sebab. Tujuannya? Untuk menguji kita bisa menjadi orang yang sabar atau tidak.

Barangkali Nona, kalau cintamu masih tak mau hilang setelah dilawan, tetap doakan yang terbaik.

Kau tau kisah cinta para salafush shaleh yang begitu dalam bukan? Yang meski telah bermunajat dengan sungguh-sungguh kepadaNya, tapi rasa itu masih ada. Dan tetap bertahan dalam cinta suci dengan tidak bermaksiat kepadaNya.

Hingga seperti kisah Laila Majnun dan yang lain, karena menahan rindunya yang sangat dalam mengantarkan pada sakit hingga kematian, lalu Allah menyatukan mereka dalam surgaNya. Seperti sabda Nabi "anta ma'a man ahbabta", kau akan bersama orang yang kau cintai (disurga kelak).

Kau tak seperti Laila Majnun kan? Menahan rindu sampai sakit. Alhamdulillah.

Dan lagi, kisah yang lain; Allah menyatukan dua orang yang saling mencintai karenaNya, yang tetap menjaga  cinta dengan tidak bermaksiat kepadaNya, meningkatkan tingkat mujahadahnya.. dari arah yang tak terduga. Jodoh dunia akhirat. Surga sebelum surga.

Jodoh itu termasuk rezeki bukan? Allah memberi rezeki setiap hambaNya, yang dari langit diturunkan, yang dari bumi dikeluarkan, yang jauh didekatkan, yang sulit dimudahkan. Maka jodoh adalah rezeki yang kan datang sendiri, jika kita mengikuti aturan hukum Allah..

"Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya", lalu ayat selanjutnya "Dan Dia akan memberi rezeki dari arah yang tak terduga".

Jangan hanya meminta hasil (rezeki / jodoh) terbaik. Allah lebih suka kesungguhan dalam meraih hasil tersebut.

Ilallah. Semangat mujahadah, Nona.

Minggu, 03 September 2017

Ikhlas (terus)

Seringkali, keikhlasan kita diuji. Allah tiba-tiba mengambil apa yang kita punya, tanpa ada kode sebelumnya. (Yaiyalah! Orang segalanya itu milik Allah, kok! Nahloh~) Ya memang terserah Allah mau ngambil kapan aja. Orang kita nggak berhak kan.

Ketika keikhlasan diuji, kita terutama saya biasanya ngedumel ngalor ngidul, yang Na'udzubillah sekali. Ya bisa jadi karena lagi senang-senangnya. Dan saat kita sudah benar-benar ikhlas dengan apa yang Allah ambil, Allah mengembalikannya pada kita. Biasanya seperti itu, kan?

Dan saat dikembalikan, rasa suka kita terhadap apa yang Allah ambil akan berbeda dari sebelumnya. Bersyukur, tapi mungkin jika Allah ambil lagi pasti tak akan sesedih sebelumnya. Berkurang banyak pastinya.

Ada hal yang harus kita tau, bahwa.. Kita sebagai makhluk ciptaan Allah, tidak boleh menyukai sesuatu hal ciptaan Allah secara berlebihan. Barangkali Allah cemburu, makhluk yang diciptakanNya lebih suka terhadap dunia dan seisinya. Kita akhirkan hak Allah.

Anggap saja Allah mengambil apa yang kita punya adalah sebagai pengingat. Bukankah hanya Allah Sang Pengingat terbaik? Agar kita ingat dengan tujuan diciptakannya manusia. Untuk menyembah Allah, hanya itu. Kita cari ridha-Nya, surga-Nya yang tidak bisa dibayangkan.

Allah ingatkan kita untuk lebih mementingkan akhirat daripada dunia yang fana ini.

Ikhlas itu memang sulit. Tapi, perlu
dicoba terus. Segala amal sholih tak akan berarti tanpa keikhlasan.

Mari ikhlaskan apapun yang Allah ambil, yang masih belum kita relakan. Ujian keikhlasan kita tak seberat ujian Nabi Ibrahim yang diutus menyembelih putranya. Ujian kita hanya rendahan, tapi masih mengeluh dan mengeluh.

Mari ikhlaskan semua, apapun itu. Berusaha pantang menyerah. Barangkali kalo sudah ikhlas, jika tak Allah kembalikan pasti akan diganti dengan yang lebih baik. Khusnuddzan sama Allah. Setiap doa dan harapan baik pasti akan diijabah, dengan cara yang tak pernah kita mengerti. Tugas kita hanya beribadah‚ menyembahNya‚ sami'na wa atho'na.

Senin, 28 Agustus 2017

sejenak, jika bayangan ajnaby menyelinap.
lawan dengan dzikir dan Ayatullah..
jangan biarkan ia menyusup dalam hatimu.
jangan biarkan syaiton tertawa menang.
sabar..
menanti dalam taat dulu, ukhty..
suatu hari nanti saat dirimu siap dari segala hal
akan datang yang siap membuat ikatan mistaqan ghalidza..
membangun surga Qur'ani
seduka, sebahagia
membersamai dengan cinta
jodoh dunia akhirat

Selasa, 22 Agustus 2017

kita dan Al-Qur'an



Kalau mau Al-Qur’an mencintai kita. Kita harus memulai dengan mencintainya dahulu. Masing-masing ada perjuangannya.

Baca terus. Saat tubuh tak sangup buat bil-ghoib, baca dengan bin-nadhor.
Kunci dari lancarnya hafalan adalah seringnya dibaca, dimurojaah. Nderes sampai khatam. Ulama zaman dulu sebelum wafat bisa khataman 2000-3000 kali. Kita? Buat target paling minimal khatam sekali dalam seminggu. Usahakan sepenuh hati.

Al-Qur’an itu akan menenangkan juga menyenangkan kita. Membersihkan dosa. Memberi syafaat kelak. Satu huruf bernilai sepuluh pahala.
Jadikan ia kawan dunia akhirat.

Jika masih lelah karena membaca Al-Qur’an, muhasabah! Mungkin cahaya Al-Qur’an belum masuk ke dalam hati. Tetap baca terus, sampai hati melembut.

Sekali lagi, jangan bilang lelah karena membaca Al-Qur’an. Ada yang mencatat tiap omongan kita. Dan ya, tiap omongan yang terucap bisa menjadi doa bukan? Apalagi penghafal Al-Qqur’an, yang kata orang-orang bicaranya bisa dijadikan do’a. Biasakan berdoa baik, bersikap baik. Jangan doakan buruk untuk orang lain, setiap doa yang terucap akan diaminkan malaikat dengan doa yang sama.

Biasakan doa baik untuk semua orang. Toh, jika kita lupa berdoa untuk diri sendiri, Allah akan mengijabah dengan doa yang sama bukan? Kebaikan itu selalu kembali pada diri sendiri.

Lalukan semua hal dengan ikhlas, ikhlas nderes liridhoillah! Ilmu tanpa amal tak akan bermanfaat, dan amal tanpa ikhlas hanya akan sia-sia. Gak mau hanya mendapat lelah saja kan?

Yuk, khusnuddzan padda diri sendiri dan Allah. Jangan bicara negatif tentang diri sendiri dan Al-Qur’an. Lancar itu soal waktu, usaha, dan sabar. Jika sudah ikhtiyar dan do’a, tinggal sabar menunggu sampai semua menjadi nyata. Semangat Lillah, neng..
tuan, terkadang saat membaca tulisan orang lain tentang masa depan dengan 'nona'ya.. aku membayangkan kau menuliskannya untukku. lalu, aku tersadar. kau tak seromantis itu, tuan. menjadi masa depan saja masih abu-abu.


temanya masih sama, aku yang masih suka menuliskanmu, walaupun aslinya sudah bosan. -_-


bisa bertukar tempat sebetar, tuan? aku sudah bosan menuliskanmu!